Selasa, 19 Juli 2011

Pembawa Berita

0 komentar
“Oke baik Pak…sekarang ini kan batasan mengenai pornoaksi sendiri itu kan masih belum jelas, nah, kalau menurut Pak Ali sendiri yang dimaksud pornoaksi itu yang seperti apa aja sih Pak?” tanya Grace Natalie pada pria bersorban dan berjenggot itu mengenai UU yang kontroversial tersebut.

“Aaahh…baiklah mengenai hal yang satu ini saya akan berikan contoh konkritnya” jawab Ali Muchtar Ngabalin sambil mendekatkan duduknya ke arah Grace yang mewawancarainya.

“Yang seperti ini Mbak bisa dikategorikan sebagai pornoaksi” lanjutnya sambil meletakkan tangannya di paha Grace dan bergerak menyingkap rok hitam selututnya hingga paha mulusnya terlihat, “juga yang seperti ini” tangannya yang satu meraih payudara kiri Grace dan meremasnya dari balik blazernya.

“Pak…tolong jaga tingkah Bapak, kita lagi siaran!”, kata Grace tegas, tapi anehnya dia membiarkan tangan pria itu tetap mengelus-elus pahanya, wajah cantiknya terlihat merona merah, matanya makin sayu

“Pak ini…mmmm!” Grace hendak berdiri dan menyentaknya, namun Ali Muchtar dengan sigap mendekap tubuhnya dan memagut bibirnya dengan ganas.

Anehnya Grace malah menyambut pagutan pria itu dengan tak kalah agresif. Kamera mendekat dan menfokuskan ke arah mulut mereka sehingga lidah mereka yang saling membelit terlihat jelas di layar kaca. Tanpa melepas cumbuan, tangan Ali Muchtar mempreteli satu-satu kancing baju Grace sehingga menyembullah buah dada penyiar berita cantik itu yang masih dibungkus bra hitam berenda. Grace yang sudah larut dalam birahi menggerakkan tangannya melepaskan pakaian luarnya yang telah dipreteli kancingnya sehingga dari pinggang ke atas ia hanya tinggal memakai bra. Ali Muchtar menarik turun cup bra yang sebelah kiri lalu mulutnya yang tadinya mencium bibir Grace dengan cepat berpindah ke payudaranya yang sudah terbuka. Tangannya yang lain dengan lincah menarik turun resleting roknya lalu meloloskannya dari paha jenjang wanita itu.

“Nah kalau yang ini namanya pornografi yaitu mempertontonkan aurat di depan umum” kata Ali Muchtar sambil menjilat puting Grace yang berwarna coklat, saat itu kamera terfokus pada wajahnya yang tengah mesum itu.

Grace mendesah-desah dengan wajah menengadah merasakan kenikmatan yang menjalari tubuhnya. Tangannya lalu menurunkan jas pria itu. Setelah itu ia membiarkan tubuhnya dibaringkan pria itu pada sofa, lalu pria itu melepaskan kancing branya yang terletak di dada. Kini payudara Grace terekspos jelas, kedua gunung kembar itu nampak naik turun seirama nafas pemiliknya yang memburu. Penyiar berita cantik itu kini tinggal mengenakan celana dalam dan sepatu haknya. Pria bersorban itu menyeringai mesum menatap tubuh mulus Grace. Ia membuka sabuknya dan menurunkan resleting celananya sendiri.

“Sekarang saya akan peragakan bagaimana kaum pria juga bisa dikenai pasal undang-undang ini” katanya sambil membuka celana

Grace tampak terhenyak melihat penis Ali Muchtar begitu benda itu menyeruak keluar dari balik celana dalam pria itu. Ukurannya termasuk besar dengan kepala bersunat, bulu-bulunya juga selebat janggut yang tumbuh di bawah mulutnya. Pria itu meraih tangan Grace menggenggam penisnya yang telah ereksi itu, ia turun dari sofa dan berdiri di hadapan Grace.

“Kalau ini dikategorikan pornoaksi, melakukan aksi yang membangkitkan nafsu birahi di depan umum” katanya sambil membawa wajah cantik Grace ke selangkangannya, kepala penis pria itu tinggal berjarak 1 cm saja dari bibir Grace.

Tahu apa yang diinginkan si anggota dewan ‘yang terhormat’ itu, Grace mulai menjilati dan menghisap penis itu dengan bernafsu. Kamera mendekat ke wajah cantiknya mensyuting wajah penyiar berita cantik itu yang sedang melakukan oral seks, pipinya tampak menggelembung karena kepala penis pria itu. Ali Muchtar mendesah keenakan, gairahnya semakin meledak terutama ketika matanya bertemu mata Grace yang sesekali memandang ke atas.

“Uuuhh…sepongan Mbak Grace emang top banget!” lenguh pria bersorban itu keenakan.

Sambil mengulum penis itu, Grace juga meremas-remas payudaranya sendiri, dari mulutnya terdengar gumaman tak jelas. Tak lama kemudian tangan kirinya yang meremas payudaranya itu merambat ke bawah dan masuk ke celana dalamnya, satu-satunya kain yang tersisa di tubuhnya. Nampak tangannya bergerak-gerak di balik celana dalam hitam itu.

Ali Muchtar, yang makin merem-melek menahan nikmat, menarik lepas penisnya dari mulut Grace sebelum ejakulasi dini. Ia kembali duduk di sofa dan mendekap tubuh mulus Grace.

“Sudah jelas kan mengenai apa itu pornografi dan pornoaksi itu?” tanya Ali Muchtar sambil menciumi payudara Grace yang montok.

“Iyah Pak…aahh…jelasshh!” desah Grace dengan mata terpejam karena pria itu menyedot-nyedot putingnya.

Ia nampak pasrah ketika tangan pria brewok itu menarik lepas celana dalamnya bahkan menggerakkan kakinya seolah membantu pria itu menelanjanginya. Kini tubuh Grace Natalie, sang penyiar berita cantik itu sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Ali Muchtar lalu menaikkan kaki kanan Grace ke sofa kedua belah pahanya mekangkang dan memperlihatkan vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat.

“Nah…menunjukkan alat kelamin di depan kamera seperti ini juga bisa disebut pornoaksi” kata Ali Muchtar sambil menunjuk vagina Grace yang disorot kamera.

“Sekarang saya tunjukkan juga kegiatan lain yang bisa dikenai pasal pornoaksi misalnya begini…” jelasnya sambil menempatkan diri di antara kedua paha wanita itu, satu tangannya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vagina yang sudah basah itu. Kepala penis yang mirip jamur itu pun menyentuh bibir vagina Grace, namun pria itu tidak segera memasukkannya, ia menggesek-gesekkannya terlebih dulu sehingga penyiar cantik itu menggeliat dan mendesah karena rasa geli yang nikmat.

“Masukin Pak…aaahhh…saya mohon!” desahnya sambil meremasi payudaranya sendiri.

Ali Muchtar menyeringai melihat reaksi Grace, wajahnya yang sudah seperti bandit padang pasir itu semakin terlihat memuakkan dengan senyum mesumnya itu. Saat itu barulah ia menekan penisnya hingga memasuki vagina Grace. Penyiar cantik itu pun membeliakkan mata dan mendesah, penis pria berjanggut itu semakin dalam memasuki vaginanya dilanjutkan dengan gerakan menyodok. Mula-mula sodokan itu cukup lembut, namun sodokan-sodokan berikutnya semakin keras dan cepat sehingga sepasang payudara Grace ikut bergoncang-goncang mengikuti sentakan tubuhnya.

Ali Muchtar terus memompa vagina Grace, tangannya makin kuat meremas-remas payudara wanita itu. Kamera kini menangkap wajah Grace yang tengah mengap-mengap mengeluarkan desahan nikmat, ia terlihat makin menggairahkan dengan ekspresi seperti itu apalagi kedua pipinya yang putih bersemu kemerahan menahan rangsangan. Sepuluh menit kemudian, pria itu melepas penisnya dari vagina Grace kemudian ia membaringkannya menyamping menghadap kamera. Paha kiri penyiar cantik itu ia angkat dan sangkutkan ke bahunya. Setelahnya kembali ia masukkan penisnya ke vaginanya, kali ini nampak lebih mudah karena lubang intim itu sudah sangat basah. Pria itu melanjutkan genjotannya, dengan posisi demikian ia dapat merasakan pahanya yang berbulu itu bergesekan dengan paha mulus Grace. Ia menggelinjang dan mendesah setiap kali anggota dewan itu menyentakkan pinggulnya, tangannya kadang meremasi sofa dan kadang meremas payudaranya sendiri. Genjotan itu makin lama makin kuat, akhirnya Grace dilanda orgasme hebat, pinggangnya sampai melengkung seolah mengekspresikan nikmat yang amat sangat itu. Beberapa kali tubuhnya tersentak sentak sampai akhirnya melemas, kakinya yang melejang-lejang sampai pria itu harus memeganginya dengan kuat agar tidak tertendang. Namun ia masih menggenjotnya dengan bersemangat hingga sekitar lima menit kemudian. Ali Muchtar mencabut penisnya dari vagina Grace lalu dengan agar buru-buru ia berdiri di dekat wajah wanita itu.

“Crett…crett…aaaahhh!” desahnya sambil menyemprotkan spermanya ke wajah Grace yang telah terkulai lemas di sofa.

Cairan putih kental itu menyemprot deras bagaikan kilang minyak, bercipratan membasahi wajah cantik itu. Grace membuka mulutnya membiarkan cipratan itu masuk, rambutnya yang hitam pendek itu juga terkena cipratan sperma. Setelah semprotannya reda, Grace meraih penis itu lalu menjilati sisanya yang masih menetes pada kepala penis itu. Ali Muchtar mendesah keenakan sambil meremas rambut Grace karena menahan nikmat penisnya yang seperti jamur hitam itu disedot-sedot. Sesudahnya, Grace mengelap cipratan di wajahnya dengan jarinya, dihisapnya jari-jarinya yang belepotan sperma itu.

Ali Muchtar menghempaskan dirinya di sofa setelah menikmati orgasme dahsyat tadi. Ia meraih tubuh telanjang Grace yang belum pulih benar. Ia naikkan wanita itu ke pangkuannya dalam posisi menyamping, tangannya yang satu menyangga punggung wanita itu dan satunya meraba-raba tubuh mulusnya.

“Demikian penjelasan saya tentang pornografi dan pornoaksi, apa ada yang ditanyakan lagi?” katanya.

“Mmhh…baik Pak, sekarang kita akan hadirkan narasumber lain untuk sshhh…membahas lebih jauh” kata Grace masih terengah-engah.

“Silakan…saya harap narasumber yang cantik supaya kita bisa main bareng ronde berikutnya” katanya mesum sambil mengelusi paha dalam Grace.

“Baiklah pemirsa…kita sambut narasumber berikutnya…Ratna Sarumpaet!!”

Ali Muchtar langsung terhenyak mendengar nama itu terlebih ketika wanita paruh baya itu muncul dengan mengenakan lingerie seksi membuat penisnya tambah menyusut, wajahnya memucat seperti orang mati.
Ratna Sarungkaret ehh...Sarumpaet

Ratna Sarungkaret ehh...Sarumpaet

“Selamat malam Pak Ali, ayo sekarang kita bahas pro kontra UU Pornografi!” sapa Ratna genit, “kalau saya pakai kaya gini itu porno gak Pak?”

“Waaaa…kenapa yang nongol kok kaya gini?” Ali Muchtar bangkit dari sofa dan mundur-mundur melihat wanita itu mendekati mereka.

“Ayo dong Pak…Bapak kan suka nyerang saya terus tiap bicarain undang-undang ini, ayo sini dong Pak katanya mau main bareng!”

“Wadow tobat!! Gak mau!! Saya pulang aja!” Ali Muchtar langsung berbalik dan Ratna Sarumpaet langsung mengejarnya.

“Demikian pemirsa tentang pembicaraan malam ini tentang pornografi dan pornoaksi” kata Grace ke arah kamera dengan gayanya ketika membawakan berita namun tanpa memakai pakaiannya, sesekali ia nampak menyeka ceceran sperma di bibirnya, “saya Grace Natalie undur diri”

“Aaaahhh…tuuuluuunggg!! Saya mau diperkosa!!” Ali Muchtar lewat di belakang sofa berlari tanpa celananya yang belum sempat dipakai, sorbannya sudah miring sebelah, kemeja dan jasnya sudah acak-acakkan. Sedetik kemudian Ratna Sarumpaet juga muncul lagi di depan kamera berlari mengejar sambil memanggil nama pria itu.

Leave a Reply

 

Links

Comments

Followers